Tidur merupakan waktu bagi manusia untuk beristirahat.
Tetapi untuk mendapatkan tidur yang berkualitas kita harus mengetahui tata cara
atau adab-adabnya. Pastinya yang pertama kali mencontohkan adalah baginda
Rasuulullaah ShallAllaah ‘alayhi wa sallam. Berikut ini dituliskan cara tidur
yang baik diambil dari buku Metode Pengobatan Nabi karya Ibnu Qayyim
Al-Jauziyah:
“Tidur memiliki dua faedah besar yang pertama, istirahatnya
seluruh anggota tubuh sehingga terbebas dari rasa lelah, panca indera juga
menjadi nyaman, terlepas dari kerja berat saat terjaga, segala kepenatan juga
lenyap. Kedua, sempurnanya metabolisme makanan dan proses pembakaran karena
panas alami tubuh pada saat tidur menggelegak ke seluruh tubuh sehingga
membantu proses tersebut. Oleh sebab itu tubuh secara lahir menjadi dingin dan
orang yang tidur cenderung membutuhkan selimut.
Tidur yang paling efisien adalah berbaring ke sebelah kanan
agar makanan bisa berada pada posisi yang pas dalam lambung, mengendap secara
proporsional. Karena lambung cenderung miring ke sebelah kiri sedikit. Lalu
beralih ke sebelah kiri sebentar agar proses pencernaan makanan lebih cepat
karena lambung mengarah ke liver, baru kemudian dilanjutkan dengan berbaring ke
sebelah kanan saja agar makanan lebih cepat tersuplai dari lambung. Jadi
berbaring ke sebelah kanan dilakukan di awal dan akhir tidur. Terlalu banyak berbaring
ke sebelah kiri membahayakan jantung dan menyebabkan seluruh organ mengarah ke
jantung, bahkan banyak unsur tubuh yang menyerang jantung.
Tidur yang terburuk adalah terlentang. Tidur terlentang
tidak menjadi masalah sekedar untuk beristirahat sejenak, bukan untuk tidur.
Labih buruk lagi tidur bertelungkup. Dalam Musnad dan Sunan Ibnu Majah
diriwayatkan dari Abu Umamah bahwa ia menceritakan: Nabi pernah lewat di
hadapan seorang lelaki yang sedang tidur menelungkup, maka beliau menyepaknya
dengan kaki beliau sambil bersabda, “Bangun! (duduk), itu adalah cara tidur
para penghuni neraka Jahannam”.
WAKTU TIDUR
Tidur siang tidak baik karena bisa menimbulkan berbagai
macam penyakit akibat kelembaban tubuh, menimbulkan banyak wabah, merusak
pigmen tubuh, menyebabkan penyakit empedu, melemaskan syaraf, menimbulkan
kemalasan, melelahkan syahwat, kecuali di musim panas pada tengah hari. Yang terburuk
adalah tidur di awal siang. Namun yang lebih buruk lagi adalah tidur di akhir
waktu asar. Saat Ibnu Abbas melihat salah seorang anaknya tidur di pagi hari,
beliau berkata, “Bangun. Apakah kamu tidur saat dibagi-bagikannya rizki?”.
Ada yang berpendapat tidur siang itu ada 3 macam yaitu
Khuluq, Khuruq, dan Humuq. Khuluq adalah tidur siang di tengah hari. Disebut
Khuluq (akhlak) karena itu adalah kebiasaan Rasuulullaah ShallAllaah ‘alayhi
wasallam, Khuruq (perusak) adalah tidur di waktu dhuha, sehingga mengganggu
aktivitas dunia dan akhirat. Sementara Humuq (kebodohan) adalah tidur di waktu
Asar. Ada ulama As-Salaf yang menegaskan, “Siapa saja yang tidur sesudah Asar,
lalu akalnya dicabut, hendaknya ia hanya mencaci dirinya sendiri.”
Seorang ahli syair menyatakan:
“Sesungguhnya tidur di waktu duha dapat menyebabkan
kemalasan bagi para pemuda, tidur Asar dapat menimbulkan penyakit gila”.
Tidur pagi dapat menolak rizki. Karena itu adalah
waktu-waktu mencari rizki, waktu dibagi-bagikannya rizki. Maka tidur pada saat
itu dapat menolak rizki, kecuali karena suatu alasan atau karena kebutuhan
mendesak. Selain itu tidur di pagi hari amat berbahaya bagi kesehatan, karena
badan dimanjakan dan otot-otot menjadi rusak sehingga harus diperbaiki melalui
olah raga. Tidur semacam itu tentu saja menyebabkan pegal linu, kelelahan,
kelemahan, dan kalau itu dilakukan sebelum buang air, beraktivitas dan olah
raga, lambung disibukkan mengolah makanan. Tentu saja dapat menimbulkan
penyakit kronis yang bisa melahirkan berbagai penyakit lainnya.
Tidur di bawah sengatan matahari juga dapat memancing
penyakit terpendam. Tidur antara sinar matahari dnegan tempat teduh juga tidak
baik. Diriwayatkan oleh Abu Daud dalam Sunan-nya dari hadis Abu Hurairah, ia
menceritakan: Rasuulullaah ShallAllaah ‘alayhi wasallam bersabda:
“kalau salah seorang di antara kalian berada di bawah sinar
matahari, tiba-tiba terkena teduh sehingga sebagian tubuhnya di bawah sinar
matahari dan sebagian lain di tempat teduh, maka hendaknya ia bangkit.”
No comments:
Post a Comment