Monday, 10 March 2014

Cara Tidur Yang Baik Menurut Sunnah dan Kesehatan



Tidur merupakan waktu bagi manusia untuk beristirahat. Tetapi untuk mendapatkan tidur yang berkualitas kita harus mengetahui tata cara atau adab-adabnya. Pastinya yang pertama kali mencontohkan adalah baginda Rasuulullaah ShallAllaah ‘alayhi wa sallam. Berikut ini dituliskan cara tidur yang baik diambil dari buku Metode Pengobatan Nabi karya Ibnu Qayyim Al-Jauziyah:

“Tidur memiliki dua faedah besar yang pertama, istirahatnya seluruh anggota tubuh sehingga terbebas dari rasa lelah, panca indera juga menjadi nyaman, terlepas dari kerja berat saat terjaga, segala kepenatan juga lenyap. Kedua, sempurnanya metabolisme makanan dan proses pembakaran karena panas alami tubuh pada saat tidur menggelegak ke seluruh tubuh sehingga membantu proses tersebut. Oleh sebab itu tubuh secara lahir menjadi dingin dan orang yang tidur cenderung membutuhkan selimut.

Tidur yang paling efisien adalah berbaring ke sebelah kanan agar makanan bisa berada pada posisi yang pas dalam lambung, mengendap secara proporsional. Karena lambung cenderung miring ke sebelah kiri sedikit. Lalu beralih ke sebelah kiri sebentar agar proses pencernaan makanan lebih cepat karena lambung mengarah ke liver, baru kemudian dilanjutkan dengan berbaring ke sebelah kanan saja agar makanan lebih cepat tersuplai dari lambung. Jadi berbaring ke sebelah kanan dilakukan di awal dan akhir tidur. Terlalu banyak berbaring ke sebelah kiri membahayakan jantung dan menyebabkan seluruh organ mengarah ke jantung, bahkan banyak unsur tubuh yang menyerang jantung.

Tidur yang terburuk adalah terlentang. Tidur terlentang tidak menjadi masalah sekedar untuk beristirahat sejenak, bukan untuk tidur. Labih buruk lagi tidur bertelungkup. Dalam Musnad dan Sunan Ibnu Majah diriwayatkan dari Abu Umamah bahwa ia menceritakan: Nabi pernah lewat di hadapan seorang lelaki yang sedang tidur menelungkup, maka beliau menyepaknya dengan kaki beliau sambil bersabda, “Bangun! (duduk), itu adalah cara tidur para penghuni neraka Jahannam”. 


WAKTU TIDUR

Tidur siang tidak baik karena bisa menimbulkan berbagai macam penyakit akibat kelembaban tubuh, menimbulkan banyak wabah, merusak pigmen tubuh, menyebabkan penyakit empedu, melemaskan syaraf, menimbulkan kemalasan, melelahkan syahwat, kecuali di musim panas pada tengah hari. Yang terburuk adalah tidur di awal siang. Namun yang lebih buruk lagi adalah tidur di akhir waktu asar. Saat Ibnu Abbas melihat salah seorang anaknya tidur di pagi hari, beliau berkata, “Bangun. Apakah kamu tidur saat dibagi-bagikannya rizki?”.

Ada yang berpendapat tidur siang itu ada 3 macam yaitu Khuluq, Khuruq, dan Humuq. Khuluq adalah tidur siang di tengah hari. Disebut Khuluq (akhlak) karena itu adalah kebiasaan Rasuulullaah ShallAllaah ‘alayhi wasallam, Khuruq (perusak) adalah tidur di waktu dhuha, sehingga mengganggu aktivitas dunia dan akhirat. Sementara Humuq (kebodohan) adalah tidur di waktu Asar. Ada ulama As-Salaf yang menegaskan, “Siapa saja yang tidur sesudah Asar, lalu akalnya dicabut, hendaknya ia hanya mencaci dirinya sendiri.”
Seorang ahli syair menyatakan:
“Sesungguhnya tidur di waktu duha dapat menyebabkan kemalasan bagi para pemuda, tidur Asar dapat menimbulkan penyakit gila”.

Tidur pagi dapat menolak rizki. Karena itu adalah waktu-waktu mencari rizki, waktu dibagi-bagikannya rizki. Maka tidur pada saat itu dapat menolak rizki, kecuali karena suatu alasan atau karena kebutuhan mendesak. Selain itu tidur di pagi hari amat berbahaya bagi kesehatan, karena badan dimanjakan dan otot-otot menjadi rusak sehingga harus diperbaiki melalui olah raga. Tidur semacam itu tentu saja menyebabkan pegal linu, kelelahan, kelemahan, dan kalau itu dilakukan sebelum buang air, beraktivitas dan olah raga, lambung disibukkan mengolah makanan. Tentu saja dapat menimbulkan penyakit kronis yang bisa melahirkan berbagai penyakit lainnya.

Tidur di bawah sengatan matahari juga dapat memancing penyakit terpendam. Tidur antara sinar matahari dnegan tempat teduh juga tidak baik. Diriwayatkan oleh Abu Daud dalam Sunan-nya dari hadis Abu Hurairah, ia menceritakan: Rasuulullaah ShallAllaah ‘alayhi wasallam bersabda:
“kalau salah seorang di antara kalian berada di bawah sinar matahari, tiba-tiba terkena teduh sehingga sebagian tubuhnya di bawah sinar matahari dan sebagian lain di tempat teduh, maka hendaknya ia bangkit.”

No comments:

Post a Comment