1.
Bekam berperan meningkatkan sirkulasi darah di
sendi yang terkena rematik, menghilangkan peradangan pembuluh darah, dan
mencegah terjadinya trombosit pada pembuluh darah kapiler dan pembuluh darah
arteri sehingga mencegah pembengkakan membran sinovial yang menjadi sebab
terjadinya sebagian besar perubahan pada persendian.
2.
Bekam menstimulasi keluarnya zat nitrit oksida
(NO) dengan sayatan bekam sehingga menyebabkan meluasnya pembuluh darah dan
meningkatkan sirkulasi darah pada sendi, maka darah bisa mencapai syaraf dan
membran sinovial, lalu mengurangi peradangan (less neuropathy).
3.
Zat nitrit oksida (NO) juga berperan sebagai
katalis bagi zat morfin alami dalam tubuh (endorfin dan enkefalin) ke
persendian yang terkena rematik, sehingga rasa nyeri berkurang.
4.
Bekam mengeluarkan zat prostaglandin dari
persendian sehigga mengurangi rasa nyeri karena zat ini merupakan katalis yang
mengirimkan rasa nyeri ke otak.
5.
Bekam mengatur kerja sistem kekebalan serta
mengurangi efeknya terhadap organ-organ dan sel-sel tubuh.
6.
Jika kita melakukan terapi bekam, sebelum
terjadinya peradangan pada membran sinovial, maka tidak akan terjadi kelebihan
produksi cairan sinovial sehingga tekanan di dalam persendian tidak meningkat
serta tidak terjadi perubahan atau kerusakan pada tulang rawan sendi. Tidak
terjadi pula kekurangan zat proteoglikan yang mensuplai nutrisi tulang rawan
sendi.
7.
Bekam berperan meningkatkan sirkulasi darah di
persendian sehingga mengurangi kram otot di sekitar sendi.
8.
Bekam juga berfungsi menyibukkan jalur-jalur
rasa nyeri dengan stimulasi rasa nyeri yang ringan sehingga mencegah sampainya
sinyal rasa nyeri ke otak (sesuai Gate Control Theory).
CATATAN:
1.
Rematik menimpa sebagian besar persendian tubuh
dan yang paling terkena dampak rematik adalah persendia tangan, khususnya
persendian jari. Karena itu bekam harus dilakukan pada persendian kecil maupun
besar, setelah dilakukan pembekaman pada titik-titik kekebalan. Sebaiknya
pembekaman tidak dilakukan pada seluruh titik pada sekali terapi.
2.
Jika penderita rematik mengkonsumsi kortison,
tidak perlu dihentikan secara mendadak, melainkan dosisnya dikurangi secara
bertahan seiring dengan beberapa kali pertemuan untuk terapi.
3.
Jika terjadi kelainan pada persendian, peran
bekam adalah pereda nyeri, tetapi tidak bisa memperbaiki kelainan itu atau
mengembalikan tulang rawan atau membran sinovial seperti keadaan semula,
melainkan mencegah agar kelainan itu tidak semakin parah.
4.
Kadang-kadang titik-titik kekebalan, kahil, dan
persendian besar saja cukup, sehingga dalam banyak kasus tidak diperlukan
pembekaman pada titik-titik persendian kecil. Bekam bisa mengurangi rasa nyeri
pada persendian kecil sekalipun tidak dilakukan pembekaman.
5.
Terapi bekam terhadap penderita rematik harus
dilakukan secara hati-hati, karena sebagian ebsar penderita rematik mengalami
anemia akibat kekurangan kadar zat besi dalam darah.
6.
Hendaklah penderita sakit menggunakan saran
penyembuhan lain yang telah diajarkan oleh Rasuulullaah seperti doa dan
sedekah.
EKSPERIMEN DAN HASIL TERAPI
Hasil terapi bekam untuk sakit rematik adalah “istimewa”,
jika dilakukan pada tahap awal serangan. Adapun jika telah terjadi kelainan dan
peradangan, tingkat keberhasilannya “sedang” (berkisar antara 50-60%) dalam
mengurangi rasa sakit.
Sumber: Buku karya Dr. Ahmad Razak Sharaf berjudul “Penyakit
dan Terapi Bekamnya”.
No comments:
Post a Comment