Monday 10 March 2014

EFEK BEKAM TERHADAP PENYAKIT REMATIK



1.       Bekam berperan meningkatkan sirkulasi darah di sendi yang terkena rematik, menghilangkan peradangan pembuluh darah, dan mencegah terjadinya trombosit pada pembuluh darah kapiler dan pembuluh darah arteri sehingga mencegah pembengkakan membran sinovial yang menjadi sebab terjadinya sebagian besar perubahan pada persendian.
2.       Bekam menstimulasi keluarnya zat nitrit oksida (NO) dengan sayatan bekam sehingga menyebabkan meluasnya pembuluh darah dan meningkatkan sirkulasi darah pada sendi, maka darah bisa mencapai syaraf dan membran sinovial, lalu mengurangi peradangan (less neuropathy).
3.       Zat nitrit oksida (NO) juga berperan sebagai katalis bagi zat morfin alami dalam tubuh (endorfin dan enkefalin) ke persendian yang terkena rematik, sehingga rasa nyeri berkurang.
4.       Bekam mengeluarkan zat prostaglandin dari persendian sehigga mengurangi rasa nyeri karena zat ini merupakan katalis yang mengirimkan rasa nyeri ke otak.
5.       Bekam mengatur kerja sistem kekebalan serta mengurangi efeknya terhadap organ-organ dan sel-sel tubuh.
6.       Jika kita melakukan terapi bekam, sebelum terjadinya peradangan pada membran sinovial, maka tidak akan terjadi kelebihan produksi cairan sinovial sehingga tekanan di dalam persendian tidak meningkat serta tidak terjadi perubahan atau kerusakan pada tulang rawan sendi. Tidak terjadi pula kekurangan zat proteoglikan yang mensuplai nutrisi tulang rawan sendi.
7.       Bekam berperan meningkatkan sirkulasi darah di persendian sehingga mengurangi kram otot di sekitar sendi.
8.       Bekam juga berfungsi menyibukkan jalur-jalur rasa nyeri dengan stimulasi rasa nyeri yang ringan sehingga mencegah sampainya sinyal rasa nyeri ke otak (sesuai Gate Control Theory).
CATATAN:
1.       Rematik menimpa sebagian besar persendian tubuh dan yang paling terkena dampak rematik adalah persendia tangan, khususnya persendian jari. Karena itu bekam harus dilakukan pada persendian kecil maupun besar, setelah dilakukan pembekaman pada titik-titik kekebalan. Sebaiknya pembekaman tidak dilakukan pada seluruh titik pada sekali terapi.
2.       Jika penderita rematik mengkonsumsi kortison, tidak perlu dihentikan secara mendadak, melainkan dosisnya dikurangi secara bertahan seiring dengan beberapa kali pertemuan untuk terapi.
3.       Jika terjadi kelainan pada persendian, peran bekam adalah pereda nyeri, tetapi tidak bisa memperbaiki kelainan itu atau mengembalikan tulang rawan atau membran sinovial seperti keadaan semula, melainkan mencegah agar kelainan itu tidak semakin parah.
4.       Kadang-kadang titik-titik kekebalan, kahil, dan persendian besar saja cukup, sehingga dalam banyak kasus tidak diperlukan pembekaman pada titik-titik persendian kecil. Bekam bisa mengurangi rasa nyeri pada persendian kecil sekalipun tidak dilakukan pembekaman.
5.       Terapi bekam terhadap penderita rematik harus dilakukan secara hati-hati, karena sebagian ebsar penderita rematik mengalami anemia akibat kekurangan kadar zat besi dalam darah.
6.       Hendaklah penderita sakit menggunakan saran penyembuhan lain yang telah diajarkan oleh Rasuulullaah seperti doa dan sedekah.
EKSPERIMEN DAN HASIL TERAPI
Hasil terapi bekam untuk sakit rematik adalah “istimewa”, jika dilakukan pada tahap awal serangan. Adapun jika telah terjadi kelainan dan peradangan, tingkat keberhasilannya “sedang” (berkisar antara 50-60%) dalam mengurangi rasa sakit.
Sumber: Buku karya Dr. Ahmad Razak Sharaf berjudul “Penyakit dan Terapi Bekamnya”.

No comments:

Post a Comment